Baru di uji coba, Beton box Calvert terminal Gubug Grobogan hancur

Grobogan - Baru saja dilakukan uji coba, sebuah proyek betonisasi dan box Calvert di Terminal Gubug, Grobogan, sudah retak dan rusak. Kerusakan tersebut terlihat jelas dari pecahnya box culvert drainase dan terkikisnya dasar beton area parkir bus.

"Kemarin katanya sudah bisa dilewati dan dipakai bus parkir. Tapi pas dilewati bus penutup beton drainase (box culvert) sudah banyak yang pecah. Masak baru di buka sudah rusak," penjelasan sopir bus yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di Terminal Gubug, Grobogan, Kamis (22/9/2022).

Kondisi tersebut, membuat supir bus khawatir jika bannya akan terjebak di gorong-gorong yang pecah. Para sopir pun harus ekstra hati-hati saat masuk maupun keluar dari terminal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Jadi keluarnya harus hati-hati supaya ban nggak terperosok ke gorong-gorong. Sepertinya penutup drainase betonnya tidak bagus kualitas dan diberi tulangan besi yang sesuai spek yang dilalui bus besar," lanjutnya.

Kerusakan beton dan penutup beton yang ada, lanjutnya, kondisi ini bisa saja parah jika ada bus double decker masuk. Sebab, baru dilalui bus besar single decker saja beberapa penutup box culvert sudah pecah.

"Ini baru single decker belum double decker. Kalau single saja pecah, pas double decker bisa-bisa langsung ambrol gotnya dan bus terjebak di got. Nggak lucu juga bus kejeblos nanti," lanjutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Grobogan, Mundakar, menjelaskan terminal sedang dilakukan uji coba pasca pembangunan. Terkait kerusakan beton dan box culvert, dirinya akan meminta pelaksana untuk memperbaiki. Namun saat ditanya akan spek proyek senilai Rp 1,7 miliar lebih, pihaknya tak memberikan jawaban.

"Sekarang dalam uji coba. Kalau ada kerusakan biar diganti dan diperbaiki oleh pelaksana proyek," ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.

Mundakar juga belum menanggapi ketika ditanya apakah pembangunan sudah sesuai kontrak dan nilai proyek. Nama kontraktor pelaksana dan nama konsultan pengawas juga tidak dijelaskan. Beberapa kali saat saat dihubungi melalui sambungan telepon pihaknya belum merespons hingga berita ini ditulis.