Sejarah munculnya nama Kabupaten Grobogan
Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa tengah yakni berada urutan luas nomor dua setelah Kabupaten Cilacap. Bertempat di area Pantura yang memiliki Ibu Kota yaitu Purwodadi, Kabupaten Grobogan mempunyai cerita sejarah yang dahsyat sampai akhirnya terbentuk menjadi sebuah Kabupaten.
Daerah Grobogan pada masa kerajaan
Kabupaten Grobogan telah dikenal sejak zaman Kerjaan Mataram Hindu. Dulu wilayah Grobogan sebelum menjadi kabupaten menjadi pusat Kerajaan Mataram yang kala itu dengan ibu kotanya bernama Mendhang Kamulan atau dengan nama lain Simsedang Purwocarito yang saat ini telah berubah menjadi Purwodadi.
Lalu Pusat kerajaan kemudian dipindah ke sekitaran wilayah Kota Prambanan dengan sebutan Mendangi Bhumi Mataram atau Medang Mati Watu. Ketika zaman kerajaan Medang dan Kahuripan, daerah Grobogan adalah daerah yang sangat penting untuk kerajaan tersebut.
Saat era kerajaan Mataram Islam, Grobogan merupakan wilayah yang di Koordinatifi oleh Bupati Nayoko Ponorogo dan Adipati Suryodiningrat. Pada saat Perang Prangwadanan dan perang Mangkubumen, Grobogan adalah basis terkuat Pangeran Prangwwedana (R.M. Said) serta Pangeran Mangkubumi.
Kala itu, area daerah kabupaten Grobogan meliputi Sukowati, Sela, Warung, Cengkal Sewu, utara Bengawan Solo, Kuwu, dan Teras Karas sampai Kedu bagian utara. Kemudian Daerah Sukowati berubah menjadi wilayah Kabupaten Dati II Sragen, bersama dengan daerah lainnya, yaitu Bumi Kejawen, Sukowati, Sukodono, Glagah. Sedangkan daerah Grobogan yang ikut masuk wilayah Kabupaten daerah Tingkat II, antara lain : Grobogan, Purwodadi, Teras karas, Kuwu, Medang Kamulan dan masih banyak lagi.
Perjanjian era Kolonial
Dalam isi perjanjian Giyanti menyebutkan, sebagai salah satu daerah mancanegara, Grobogan masuk kedalam wilayah kesultanan bersama dengan daerah lainnya yaitu Madiun, separuh Pacitan, Magetan dan beberapa daerah lainnya.
Sampai akhirnya perjanjian berikutnya yaitu antara Daendels dengan PAA Amangkunegara Yogyakarta tepatnya pada tanggal 10 Januari tahun 1811, yang berisi daerah Kedu di Grobogan ikut dalam wilayah kekuasaan pemerintahan Belanda.
Tidak hanya daerah Grobogan , beberapa daerah di Semarang, Demak, Jepara, Salatiga, distrik-distrik Grobogan,dan Wirosari juga ikut tergabung dalam pemerintahan Belanda. Sedangkan untuk Yogyakarta, diberikan wilayah Boyolali dan sekitarnya.
Kala itu ketika perang Diponegoro, banyak daerah yang tenggelam dalam api peperangan melawan kolonial Belanda. Daerah tersebut meliputi Grobogan, Purwodadi, Wirosari, Mangor, Demak dan Kudus. Walaupun berada di daerah yang terpencil, namun Grobogan memiliki sejarah yang selalu bergejolak semangatnya untuk hidup bebas merdeka dari penjajahan.
Hingga masuk masa Pegerakan Nasional dan masa kemerdekaan bahkan sesudah merdeka pun, rakyat Grobogan sangat totalitas dan besar andilnya dalam berjuang untuk merebut, mempertahankan sekaligus mengisi kegiatan untuk memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sejarah pengambilan nama Grobogan
Dalam sejarahnya nama Grobogan diambil melalui sebuah cerita dari masa Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Sunan Ngundung dan Sunan Kudus yang hendak menyerbu Kerajaan Majapahit. Pada saat pertempuran tersebut, pasukan Demak berhasil mengalahkan kerajaan Majapahit sekaligus memperoleh kemenangan hingga membuat Kerjaan Majapahit runtuh.
Pada saat Sunan Ngundung masuk kedalam istana, ia menemukan benda pusaka Majapahit yang masih tersisa, kemudian dirinya mengumpulkan benda tersebut dan memasukannya ke dalam sebuah gerobak yang nantinya akan dibawa pulang menuju ke Demak.
Saat perjalanan, gerobak tersebut tertinggal karena suatu sebab di sebuah tempat yang kala itu masih sepi. Oleh sebab itu, tempat dimana tertinggalnya gerobak Sunan Ngundung tersebut diberikan nama sebagai Grobogan, yang memiliki arti gerobak yang tertinggal. Gerobak tersebut juga menjadi sebuah peninggalan yang paling berarti bagi Sunan Ngundung sebab dirinya berhasil mengalahkan dan menghancurkan Kerajaan Majapahit.
up
ReplyDeleteKurang seru n lengkap
ReplyDeleteSumbernya?
ReplyDelete